Selasa, 01 Oktober 2024

geleng-geleng

 

Ada hal menarik yang membuatku geleng-geleng kepala di tempat aku ngajar di salah satu sekolah berbabsis islami yang ada di Cirebon. Hal pertam yang kutemui, ketika memasuki kelas X karena aku mengajar prakarya di sana jadi aku memerintahkan mereka untuk membuat satu buah karya perkelompok. Ada satu orang yang bertanya yang membautku kesal “Ibu, boleh ga kita buat buket?” tanya murid laki-laki dari kelompok A. “ada nilai ergonomis/fungsinya tidak?” tanyaku balik. Karena percuma membuat karya tapi tidak ada arti dan maknanya kan?

“hmmm, ada buuu” jawab salah satu dari mereka. “apa?” tanyaku lagi. “buat lamar Ibu boleh enggak?” sontak teman-teman yang lain memandangnya dengan penuh kaget dan heran begitupun denganku, dan kutau ia bercanda, tapi bercandanya tidak lucu dan membuatku kesal “astagfirulloh anak iniii,, enggak boleh, ganti jangan buat itu, ibu gaakan terima karyanya kalo kalian tujuannya ga jelas dan gaada nilai fungsi yang sesuai.” Jawabku sambil sedikit ngegas. “ibu kan gatau yang Namanya jodoh mah” jawab amurid laki-laki itu lagi. “ga boleh ya bageur soleh pinter” jawabku lagi. Ada-ada saja mereka wkwk.

Hari-hari berikutnya aku pernah masuk ke salah satu kelas XII saat mengawas ujian. Karena aku baru pertama kali  masuk jadi mereka tau bahwa aku adalah guru baru. Ada yang mengatakan aku bu haji, ada yang mengatakan ini itu, tapi aku hiraukan dan ga peduli dengan ucapan-ucapan aneh mereka yang penting focus sama amanahku saat itu. Tiba-tiba dari murid perempuan ada yang bertanya “bu, Ibu punya anak cowok ga?” tanyanya yang membuatku kaget wkwk. “punya, banyak” jawabku singkat. “anak cowo ibu murid-murid Ibu di sekolah” jawabku singkat. “kamu mau pilih mana?” tanyaku padanya. “ih enggak bu” jawabnya malu-malu wkwk. Hal kedua yang membuatku kaget dan geleng-geleng kepala lagi saat aku masuk ke kelas XII lagi dengan kelas yang berbeda saat mengawas ujian. Seperti biasa karena aku orang baru pastinya mereka sangat penasaran denganku, ada yang menanyakan tentang nama dan rumahnya di mana, dan lain-lain. Tiba-tiba ada juga yang nyeletuk “bu, Ibu mirip Ning Laila” what? Wkwk “iya, tapi Ibu mah Ning-sih” wkwk aku yang sebenarnya tidak tau siapa itu Ning Laila hanya mengucapkan terima kasih saja wkwk. Lalu dari kelas tersebut di rumah aku cari-cari siapa ning Laila wkwk.

Hari-hari lainnya yang membuatku terkekeh dan geleng-geleng kepala lagi adalah saat aku mengajar di salah satu kelas XI, kemudian ada yang minta untuk ketemu sebentar yang katanya penting. “Bu, punten itu ada yang mau ketemu” kata salah satu murid putri. “oh, iya sebentar ya ibu tinggal dulu” kemudian aku temui tuh muridnya, ternyata di luar ada dua murid perempuan sambil bawa LKS dan menghampiriku.

“Ibu maaf mengganggu waktunya, kita mau nanya tentang Gaya gesek, katanya Ibu jago” pernyataan yang membuatku kaget dan terbelalak dan ingin tertawa mendengarnya. “kata siapa ibu jago?” tanyaku pada mereka “kata kelas X” Allahu Akbar! Seketika aku pikir-pikir apakah aku pernah mengajarkan IPA di kelas X dan tak kutemui satupun di memori aku pernah ngajarin IPA ke mereka. Allahu Rabbi apa lagi ini wkwkw. Dengan professional aku pun mengatakan pada mereka “punten ya neng, Ibu tuh ga jago IPA bahkan Ibu bukan pengajar IPA, sepertinya ada misskom antar kelas X nya. Tapi emang mau nanya apa tadi” jawabku sambil pura-pura menenangkan diri padahal syock wkwk. “ini bu contoh gaya gesek” ucapnya dan membuatku langsung teringat bu saroh, guru IPA di Mutiara Ummah tempat aku dulu mengajar. Bu Saroh tolong aku wkwk “ohh contoh gaya gesek setau ibu aja ya, setau ibu mah kalian naik mobil atau motor terus ngerem nah itu ada gaya geseknya, terus kalian mindahin kursi atau meja dengan digresek itupun ada gaya gesek, pun saat kalian jalan kaki pake sendal dengan tidak diangkat kakinya itu pun ada gaya geseknya” jawabku yang mudah-mudahan bisa menjawab maksud mereka wkwk. “oh iya bu, makasih ya bu” lalu mereka pergi. Bu Saroh, terima kasih, aku teringat saat bu saroh mengobrol tetang gaya gesek kala itu, terima kasih ya Allah sudah membantuku mengingat memori bersama bu saroh wkwk.

Ada lagi, saat aku sedang menunggu jam ngajar d kantor, aku didatangi juga oleh anak perempuan dua orang tapi dengan orang yang berbeda. “ada apa ya?” tanyaku sambil menyunggingkan senyuman. “Ibu kita mau nanya stunting hehe” kata salah satu di antara mereka. “ha? Stunting penyimpangan bukan?” tanyaku yang pura-pura tau tapi sempat denger sih. “iya bu” jawabnya. “oh sebentar ya takutnya ibu salah” aku pun mencoba mencari tau “oh ya, stanting itu lebih ke kondisi sesorang yang berbeda dengan yang lainnya karena kurangnya gizi” jawabku kepada mereka. “oh iya bu makasih ya bu” jawab mereka lalu pergi.

Dari sanalah aku merasa bahwa menjadi guru harus siap jadi apapun. Wkwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar