Bahagia itu katanya kita sendiri yang buat, bukan melulu menunggu orang lain agar kita bisa tertawa.
Sama halnya sehat, kita sendiri yang bisa menjaga bukan melulu merusaknya dengan terus terusan memakan makanan yang tak sehat.
Begitu juga kenyamanan kan?
kita sendiri yang buat, bukan malah menuntut semua keadaan harus sesuai yang apa kita inginkan. Gaakan ketemu solusinya.
aku sudah lama bekerja di tempat pendidikan, dengan problematik yang sama sama tiap tahunnya, dengan segala macam keramaian dan keragaman karakter masalahnya, dengan kebosenan tiap saatnya, dan akhir akhir ini dengan begitu banyak ketidaknyamanan yang kubuat sendiri.
aku merasa kalah saat ini. Pasalnya, aku tak bisa begitu menang mengondisikan hati saat ini. rasanya tuh kalah mulu, baik dari ngondisi manaj ibadahnya, waktu untuk ngelakuin sesuatu yang diinginkan, bahkan sampe memperhatikan anak anak yang harusnya menjadi sangat tanggungjawabku bahkan jadi teladan bagi mereka saja aku masih kalah. Belum bisa menaklukannya. Ah dasar payah sekali bukan ;(
jujurly, aku sangat keberatan saat amanah itu datang dan diberikan kepadaku. Rasanya tuuuh isi hati dan kepala bercampur aduk mencari cara bagaimana menolak yang bisa dengan mudah disetujui. Tapi sampai saat ini nihil ;(
sudah dengan berbagai cara kulakukan untuk menghentikannya, tapi belum jua menuai hasil padahal diri ini rasanya sudah tak sanggup lagi, sungguh :'(
Rasanya tuh capek ya harus tiap hari bekerja, ahad tak ada liburnya, hari hari biasa digunakan dengan sebegitu padatnya, apalagi ditambah acara acara tertentu yang harus dikelola panitia. Aahh tak terbayangkan rasanya. Memang kalo dipikir-pikir wajar g sih kalo suka mengeluhkan capekny? ;'(
Tapi kalo inget kalimat dari Buya Hamka itu rasanya sangat tertampar sekali yang mengatakan bahwa..
"Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang mendahulukan istirahat sebelum lelah" dan kata kata yang terngiang dari seseorang bahwasanya "Istirahat yang sesungguhnya tuh di Surga, nikmati saja kita di dunia, jangan terlalu terobsesi dunia nanti akan dapat sakit dan kecewa" atau kalimat dari postingan Ig seseorang yang mengatakan bahwa
"Ada orang yang merasakan benci dengan hidup padahal jelas Allah tidak memintanya untuk mencintai hidup, tapi mencintai Allah, agar hidupnya bahagia"
Jleb aaaaargh rasanya ingin berteriak ;"(
hati tuh rasa ditampar dan otak tuh disuruh mikir dan sadar. Tuh rasakan wind :(
Memang, perasaan itu kita sendiri yang buat, kita sendiri yang bisa merasakan. Sebanyak apapun kita bercerita kepada orang tapi itu hanya wadah sepersen kecilnya dibanding yang merasakannya sendiri. Ya yang tau sebenarnya hanya kita sendiri dan Allah tentunya..
aku tau ya Rabb, harusnya aku banyak mengambil Ibroh dari amanah ini, harusnya aku mengambil banyak banyak pelajaran dari amanah ini, harusnya aku banyak bersyukur dengan amanah ini. Aah rasanya susah sekali. Astaghfirullah maafkan diri ini y Rabb ;(
Mungkin ada orang yang merasa iri denganku, tapi rasanya dia tak mengerti bagaimana kondisinya. Melihatku yang merasa tenang tenang saja dengan upah besar menurutnya dan kerja yang gitu gitu aja dan bandingan yang lain lainnya.
aku tak suka pandangan itu, toh mereka juga sama tak suka dibandingkan bukan? tapi kenapa suka membandingkannya kembali. Tak ngerti aku..
Jika memang ingin berganti peran silakan, aku sangat senang. Justru ini bukan inginku.
Mereka tidak memahami kondisi hatiku, mereka juga tak tau kondisi keluargaku, mereka juga tak tau kondisi perasaanku, ah ingin rasanya aku mengatakan bahwa kita sudah punya porsinya masing masing dan sudah disesuaikan oleh Allah kepada siapa beban yang harus dipikul. :(
Harusnya memang, kita menerima saja apa apa yang sudah kita pilih, apa apa yang sudah kita lakukan untuk tetap bertahan dan menetap di tempat ini. Toh ini pilihan kita kan?
tapi ya itu, susahnya adalah kita masih ada hal hal yang belum bisa kita terima dan tak mau menerimanya, padahal kalo diflashbacak ini adalah pilihan kita sendiri.
Sebegitu kurang syukurnya kah? astaghfirullah maafkan diri ini y Allah ;(
Benar peribahasa mengatakan rumput tetangga selalu lebih hijau daripada kepunyaan sendiri. Lagi tentang syukur :(
Itulah hal hal yang membuatku tak nyaman, dengan banyaknya problematik yang ada dan akunya belum bisa menaklukan hati sendiri untuk tetep tenang dan selalu tenang tapi tetep saja tergoyahkan.
Wahai hati, berdamailah, tenanglah. Allahu Rabbi, Bantu aku untuk bisa menaklukan diriku agar tak selalu merasa benci dan iri dengan orang lain.
Bantu aku untuk bisa menyelesaikannya, untuk bisa mengalahkan rasa takut dan mengusaikanny dengan cara yang baik.
Entah sampai kapan lagi, tapi yang kurasakan saat ini, kenyamanan itu merambat hampir ke ujung akarnya.
Mudah mudahan Allah menjaga kita semua. Aamiin
2020-2023)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar